PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD


SIFAT DAN CONTOH
Asset tidak berwujud adalah asset non moneter yang dapat di identifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.
Asset tidak berwujud diakui jika:
  • Kemungkinan perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomi masa depan dari asset tersebu
  • Biaya perolehan asset atau nilai asset tersebut dapat diukur dengan andal entitas mengukur asset tidak berwujud pada awalnya sebesar harga perolehan.

 Biaya perolehan asset diperoleh dari:
  1. Harga beli termasuk bea inpor dan pajak yang sifatnya tidak dapat dikreditkan setelah discount dan potongan dagang
  2. Biaya biaya yang dapat diatributsikan secara langsung dalam mempersiapkan asset sehingga siap digunakan sesuai dengan tujuannya.

PENGERTIAN DAN SIFAT ASET NON MONETER MENURUT PSAK No. 19
Asset tidak berwujud adalah asset nonmonete teridentifikasi tanpa wujud fisik.
Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh asset pada saat perolehan atau kontribusi atau jika dapat diterapkan jumlah yang diatributsikan keaset saat pertama kali diakui sesuai dengan persyaratan tertentu dalam PSAK lain
Amortisasi adalah alukasi sistematis jumlah tersusutkan asset tak berwujud selama umur manfaatnya
Jumlah tersusutkan adalah biaya perolehan asset atau jumlah lain yang merupakan pengganti biaya perolehan dikurangi nilai residunya
Jumlah tercatat asset adalah jumlah asset yang diaui dalam laporan posisi keuangan setelah dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai
Nilai residu dari asset tak terwujud adalah jumlah estimasian yang dapat diperoleh entitas saat ini daeii pelepasan asset setelah dikurangi esyimasi biaya pelepasan asset, jika asset telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir umur manfaatnya
Rugi penurunan nilai adalah suatu jumlah yang merupakan selisih lebih jumlah tercatat suatu asset atas jumlah terpulihkannya
Umur manfaat adalh periode suatu asset yang diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan atau jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari suatu asset oleh perusahaan
Sifat asset berwujud adalah:
·         Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
·         Tidak mempunyai bentuk, sehingga tidak bias dipegang atau diraba atau dilihat
·         Diperoleh dengan mengelluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup material
 TUJUAN PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD
Ø  untuk memeriksa apakah terdapat internal control yang cukup baik atas asset tak berwujud
Ø  Untuk memeriksa apakah perolehan, penambahan dan penghapusan asset tak berwujud didukung oleh bukti yang sah dan lengkap serta diotorisasi oleh pejaabat perusahaan yang berwenang
Ø  untuk meneriksa apakah asset tidak berwujud yang dimiliki perusahaan masih mempunyai kegunaan dimasa yang akan dating manfaatnya lebih dari satu tahun
Ø  untuk memeriksa apakah amortisasi asset tak berwujud dilakukan sesuai dengan standart akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS
Ø  untuk memeriksa apakah hasil/ pendapatan yang diperoleh dari asset tak berwujud sudah dicatat dan diterima oleh perusahaan
Ø  untuk memeriksa apakah penyajian asset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah dilakukan sesuai dengan standart akuntansi keuangan ETAP/PSAK/IFRS
 AUDIT PROSEDUR ATAS ASET TAK BERWUJUD
o   pelajari dan evaluasi internal control atas asset tak berwujud
o   minta perincian asset tak berwujud pertanggal laporan posisi keuangan neraca yang antara lain menunjukkan saldo awal, penambahan, amortisasi, dan penghapusan serta saldo akhir
o   cocokan saldo awal dan saldo akhir ke buku besar lalu check footing dan croos footing
o   periksa penambahan asset tak berwujud
o   periksa amortisasi dan penghapusan jika ada asset tak berwujud
o   periksa perjanjian yang dibuat entitas dengan pihak ketiga yang ingin mengunakan hak paten hak cipta dan franchise yang dimiliki perusahaan
o   periksa apakah penyajiann asset tak berwujud dalam laporan keuangan sudah sesuai dengan standart akuntansi keuangan di Indonesia
PEMERIKSAAN ASET TAK BERWUJUD
Aktiva Tetap Tak Berwujud yang bahas Inggrisnya Intangible Asset merupakan aktiva tetap yang secara fisik tidak dapat dilihat bentuknya, akan tetapi memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan.
Syarat aktiva tetap tidak berwujud, adanya :
1.    Keteridentifikasian
2.    Pengendalian sumber daya
3.    Manfaat ekonomis dimasa depan
4.    Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka pengeluaran untuk memperoleh/ menciptakan sendiri aktiva, diperlakukan sebagai Beban pada saat terjadinya
Aktiva Tak Berwujud Mempunyai Karakteristik Penting, Yaitu :
a.    Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti property, pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang menggunakannya.
b.    Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank, piutang usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak memiliki substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud. Aktiva ini merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
c.    Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva tak berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam aktiva ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban amortisasi periodik.

Klasifikasi Aktiva Tak Berwujud :
  1. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh dengan cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten dari orang lain. Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan cara membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek dagang.
  2. Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa tak berwujud dapat diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen, merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya. Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan khusus.
  3. Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva tak berwujud dapat diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat dipertukarkan. Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv atak berwujud lainya, yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual perusahaan itu juga . Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain yang mau membeli biaya organisasi ini secara terpisah ( terlepas dari perusahaanya ). Goodwill  adalah contoh aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya dan tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.
  4. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa aktiva tak berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan manfaat kepada perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai contoh paten memeiliki umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat leasehold yang dicantumkan dalam kontrak lease.
 Prinsip Akuntansi Dasar untuk Aktiva tak berwujud
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud melibatkan prinsip dan prosedur akuntansi serupa yang diaplikasikan untuk aktiva tak berwujud lainya, seperti properti, pabrik dan peralatan yaitu :
a.    Pada akuisisi menerapkan prinsip biaya.
b.    Selama periode penggunaan, menerapkan prinsip penandingan.
c.    Pada disposisi, menerapkan prinsip pendapatan. Keuntungan atau kerugian yang diakui atas pelepasan sama dengan selisih antara pertimbangan yang diterima.
Mencatat Biaya Pembelian Aktiva Tak Berwujud
Sesuai dengan prinsip biaya, aktiva tak berwujud harus dicatat pada saat diakuisisi dengan biaya ekuivalen kas saat ini. Biaya ini termasuk harga beli, biaya transfer dan hukum, dan setiap pengeluaran lainya yang berkaitan dengan akuisisi. Biaya akuisisi merupakan biaya pasar saat ini dari semua penukar yang diserahkan atau dari aktiva yang diterima, mana yang lebih dapat ditentukan.
Mencatat Biaya Aktiva Tak Berwujud yang Dibuat secara Internal.
Kadang kala perusahaan membuat sendiri aktiva tak berwujud, seperti paten. Hanya biaya yang secara spesifik dapat diidentifikasi dari penciptaan aktiva tak berwujud tersebut hanya akan diidentifikasi. Jadi, walaupun perusahaan telah mengeluarkan biaya penelitian yang sangat besar untuk membentuk hal yang dipatenkan, namun hanya biaya untuk mendapatkan paten tersebut yang dikapitalisasi sebagai aktiva. Karena kendala ini, biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibuat secara internal mungkin tidak mencerminkan nilainya, sedangkan biaya yang dikapitalisasi untuk aktiva tak berwujud yang dibeli melalui transaksi yang wajar diasumsikan mencermikan nilainya.


Amortisasi Biaya Aktiva Tak Berwujud
Beberapa fakor yang harus dipertimbangkan dalam mengestimasi umur aktiva tak berwujud :
Ø  Ketentuan hukum, peraturan, atau kontraktual yang dapat membatasi umur manfaat maksimum.
Ø  Ketentuan untuk pembaruan ( renewal ) atau perpanjangan ( extension ) yang dpat mengubah batas umur masa manfaat aktiva tersebut.
Ø  Pengaruh keusangan, permintaan, dan factor ekonomis lainya yang dapat mengurangi umur manfaat.
Ø  Perkiraan umur pelayanan ( service life ) dari seorang atau kelompok pegawai.
Ø  Tindakan yang diharapkan dilakukan pesaing dan pihak lainya yang dapat membatasi keunggulan kompetitif yang sudah ada.
Ø  Umur manfaat yang tidak terbatas dan masa manfaat yang tidak dapat diproyeksikan dengan layak.
Ø  Apakah aktiva tak berwujud itu terdiri dari berbagai factor individual dengan umur manfaat efektif yang bervariasi.
Menurut sifatnya itu, maka aktiva tak berwujud jarang mempunyai nilai residu. Biaya aktiva  tak berwujud yang tidak memiliki masa umur manfaat yang dapat ditentukan atau umur hukum tidak terbatas juga harus diamortisasi berdasarkan estimasi umur manfaatnya.
 Penurunan Nilai Aktiva Tak Berwujud
Jika jumlah yang tidak didiskontokan atas arus kas masuk yang diharapkan dari penggunaan aktiva tak berwujud yang dapat diidentifikasi lebih kecil dari nilai buku yang belum diamortisasikan, maka aktiva tak berwujud disesuaikan ke nilai wajarnya. Kerugian penurunan ini langsung diakui sebesar perbedaan antara nilai buku dan nilai wajar. Nilai buku aktiva yang telah direvisi akan diamortisasi selama sisa umur manfaat aktiva tersebut, tetapi periode amortisasi tidak lebih dari 40 tahun.
Pelepasan Aktiva Tak Berwujud
Ketika sebuah aktiva tak berwujud dijual, dipertukarkan, atau dilepaskan, biaya yang belum diamortisasi harus dihilangkan dari akun keuntungan atau kerugian pelepasan diakui dan dicatat. Keuntungan atau kerugian adalah sama dengan perbedaan antara hasil bersih dari pelepasan dan biaya yang belum diamortisasi.

Sifat Aktiva Tak Berwujud, adalah :
a.    Mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun
b.    Tidak mempunyai bentuk, sehingga tidak bisa dipegang/diraba atau dilihat
c.  Diperoleh dengan mengeluarkan sejumlah uang tertentu yang jumlahnya cukup material